Mendikbud : Kurikulum Disederhanakan, Modul Disiapkan.

Oleh Kasbi

Sabtu, 12 Zulqa’dah 1441 H / 4 Juli 2020

#TantanganGurusianaKe-105

Masih dalam rapat antara kemendikbud dengan Komisi X DPR RI seperti yang diberitakan oleh Kompas.Com, bahwa kemendikbud akan merancang penyederhanaan kurikulum sesuai dengan konteks Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) agar berjalan efektif untuk tahun ajaran baru 2020/2021.

Penyederhanaan kurikulum itu berfokus pada tiga hal yang fundamen: literasi, numerasi dan pendidikan karakter, kata Mas Nadiem. Untuk menunjang itu semua, kemendikbud juga akan merancang modul-modul yang bisa digunakan, yang benar-benar memiliki dampak.

Selain penyederhanaan kurikulum dan penyiapan modul, Nadiem juga memaparkan bahwa selama pandemi, siswa dan guru tidak wajib mengejar ketuntasan Kompetensi Inti (KI) maupun Kompetensi Dasar (KD). penuntasan ini semua akan tidak idal untuk PJJ.

Sahabat, itu di antara bagian penting yang bisa kita tangkap. Untuk lebih detailnya, sahabat bisa melihatnya pada kanal youtube DPR RI tentang Rapat Kerjasama Komisi X DPR RI dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Kita sebagai guru tentu mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Mas Menteri terkait persiapan pelaksanaan pembelajaran semasa pandemi untuk tahun ajaran 2020/2021 nanti. Namun ada beberapa hal yang saya anggap juga sangat perlu untuk dikaji jika PJJ ini berlanjut.

1.      Daerah yang belum terjangkau jaringan Internet

Hal ini saya rasa menjadi bagian penting yang mesti dicarikan solusinya oleh pengambil kebijakan, karena selama proses PJJ ini berlangsung, sesungguhnya ini yang menjadi problem utama bagi pendidik dan peserta didik. Sebaik apapun penyederhanaan kurikulum dan modul yang dirancang, jika PJJ nya masih menggunakan jaringan internet, ini akan tetap jadi kendala.

2.      Kondisi ekonomi sebagian orang tua pra sejahtera

Sebelumnya ada angin segar tentang dibolehkannya penggunaan dana BOS untuk membantu pembelian paket siswa dan guru, namun praktiknya di lapangan entah berapa persen yang melaksanakan ini. Saya mengambil contoh di sekolah tempat saya mengajar, kebijakan ini tidak dilaksanakan. Tetap saja ada siswa yang tidak ikut PBM dengan alasan tidak memiliki pulsa dan paket data.

Artinya persoalan ekonomi orang tua pra sejahtera ini tentu juga menjadi bagian penting yang harus dipikirkan oleh kemendikbud. Sehebat apapun programnya, kemudian ditopang oleh jarigan internet yang memaddai, jika siswanya tidak memiliki laptop, smartphone atau paket pulsa, tetap saja PJJ ini tidak akan berjalan maksimal.

Kita berdoa, semoga wabah ini segera berlalu. Dan kebijakan yang diambil pemerintah benar-benar komprehensif, agar tidak ada kelompok yang dirugikan dari kebijakan yang diambil.